Info lain

Selasa, 04 Desember 2012

Mikroskop Elektron


Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya. Kedua penemuan inilah yang merupakan dasar penciptaan mikroskop elektron. Artikel ini menjelaskan tentang mengenal mikroskop elektron.




Seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska bersama rekannya, Bodo von Borries, menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986.
Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu). Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali.
Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron ini, namun adanya persyaratan bahwa obyek yang diamati harus setipis mungkin, membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dibuat setipis mungkin. Dalam perkembangannya masalah ini terpecahkan dengan ditemukannya sebuah alat yang disebut mikrotom. Dengan alat ini spesimen bisa disayat dengan sangat tipis.

Pembuatan preparat untuk mikroskop elektron

Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan preparat. Prinsip penyediaan preparat untuk mikroskop elektron adalah sebagai berikut :
  1. Melakukan fiksasi : bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. Fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida.
  2. Pembuatan sayatan : bertujuan untuk memotong spesimen hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian, karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Hasilnya, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin berpetak untuk diamati.
  3. Pelapisan/pewarnaan : bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal.

Jenis-jenis mikroskop elektron

Ada banyak macam mikroskop elektron dengan cara kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan saat ini.

Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

Scanning Transmission Electron Microscopy (STEM) adalah merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari Transmission Electron Microscopy (TEM).
Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM. Optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots) yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.

Mikroskop Pemindai Elektron (SEM)

Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk mengamati detil permukaan sel atau struktur mikroskopik lainnya, dan dan mampu menampilkan pengamatan obyek secara tiga dimensi.
Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu mikroskop pemindai elektron ini. Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM adalah fisikawan Jerman Dr. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satu pun dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu.
Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin, Dr. James Hillier, dan Dr. Snijder, membangun sebuah mikroskop elektron metode pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron ini memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek.
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.

Mikroskop Elektron Pemindai Lingkungan (ESEM)

Environmental Scanning Electron Microscope (ESEM) ini merupakan pengembangan dari SEM, yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM.
Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah spesimen alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek, yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.
Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiran Yunani yang bermigrasi ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas New South Wales (UNSW) pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic Mechanical Properties of Keratin Fibres .
Dr. Danilatos dikenal sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang merupakan suatu inovasi besar bagi dunia mikroskop elektron serta merupakan kemajuan fundamental dari ilmu mikroskopi.
Deengan teknologi ESEM ini dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang betekanan rendah (low-pressure gaseous environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 100%. Dalam arti kata lain ESEM ini memungkinkan dilakukannya penelitian obyek baik dalam keadaan kering maupun basah.
Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 (perusahaan ini diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company) telah menemukan suatu cara guna menangkap elektron dari obyek untuk mendapatkan gambar dan memproduksi muatan positif dengan cara mendesain sebuah detektor yang dapat menangkap elektron dari suatu obyek dalam suasana tidak vakum sekaligus menjadi produsen ion positif yang akan dihantarkan oleh gas dalam ruang obyek ke permukaan obyek. Beberapa jenis gas telah dicoba untuk menguji teori ini, di antaranya adalah beberapa gas ideal dan gas lain. Namun, yang memberikan hasil gambar yang terbaik hanyalah uap air. Untuk sample dengan karakteristik tertentu uap air kadang kurang memberikan hasil yang maksimum.

Mikroskop Refleksi Elektron (REM)

Reflection Electron Microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa dengan cara kerja TEM, namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum - RHELS)

Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM)

Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, dan digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet.

Pembuatan film dengan mikroskop ESEM

Dengan melakukan penambahan peralatan video maka pengamat dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop elektron secara terus menerus pada obyek yang hidup.
Sebuah perusahaan film dari Perancis bahkan berhasil merekam kehidupan makhluk kecil dan memfilmkannya secara nyata. Dari beberapa film yang dibuat, film berjudul Cannibal Mites memenangkan beberapa penghargaan di antaranya Edutainment Award (Jepang 1999), Best Scientific Photography Award (Perancis 1999), dan Grand Prix Best Popular and Informative Scientific Film (Perancis 1999). Film ini ditayangkan juga di stasiun televisi Zweites Deutsches Fernsehen Jerman, Discovery Channel di AS dan Britania Raya. Kini perusahaan yang sama tengah menggarap film seri berjudul "Fly Wars" yang rata-rata memakai sekitar lima menit pengambilan gambar dengan ESEM Pada film tersebut dapat dilihat dengan detail setiap lembar bulu yang dimiliki lalat dalam pertempurannya.

sumber: praktikumbiologi.blogspot.com

Senin, 03 Desember 2012

DUNIA ITU ADIL



 

Apa yang anda pikirkan ketika anda bersekolah dan ketika itu anda bermalas malasan?
Apakah itu sebuah tindakan super?Tidakkah anda bersyukur?

Lalu anda menjawab"This is my style"
What`s in your mind?itu adalah anugrah anda
tidak semua orang dapat bersekolah,selayaknya anda berterimakasih kepada tuhan.

Senin, 05 Maret 2012

KEAJAIBAN HUJAN



Hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan–yang memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia–disebutkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an mengenai informasi penting tentang hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya.
Informasi ini, yang tidak mungkin diketahui manusia di zamannya, menunjukkan kepada kita bahwa Al-Qur’an merupaka kalam Allah. Sekarang, mari kita kaji informasi-informasi tentang hujan yang termaktub di dalam Al-Qur’an.
Kadar Hujan
Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”. Sebagaimana ayat di bawah ini:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf, (43):11)
“Kadar” yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu.
Pengukuran lain yang berkaitan dengan hujan adalah mengenai kecepatan turunya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12.000 meter. Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang yang memiliki berat dan ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan 558km/jam. Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerusakan. Dan apabila hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur, pemukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan ekstra. Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12.000 meter, faktanya terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10.000 meter. Sebuah tetesan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada kecepatan yang mampu merusak apa saja.
Namun tidak demikian terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun,  kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 8-10 km/jam ketika mencapai tanah. Hal ini disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa. Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer dan mempertahankan kelajuan tetesan-tetesan hujan krtika mencapai “batas” kecepatan tertentu. (Saat ini, parasut dirancang dengan menggunakan teknik ini).
Tak sebatas itu saja “pengukuran” tentang hujan. Contoh lain misalnya, pada lapisan atmosferis tempat terjadinya hujan, temperatur bisa saja turun hingga 400oC di bawah nol. Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tidak berubah menjadi partikel es. (Hal ini tentunya merupakan ancaman mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.) Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut adalah karena air yang terkandung dalam atmosfer merupakan air murni. Sebagaimana kita ketahui, bahwa air murni hampir tidak membeku pada temperatur yang sangat rendah sekalipun.
Pembentukan Hujan
Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi misteri bagi manusia dalam kurun waktu yang lama. Hanya setelah ditemukannya radar cuaca, barulah dapat dipahami tahapan-tahapan pembentukan hujan. Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, “bahan mentah” hujan naik ke udara. Kemudian terkumpul menjadi awan. Akhirnya, tetesan-tetesan hujan pun muncul.
Tahapan-tahapan ini secara terperinci telah tertulis dalam Al-Qur’an berabad-abad tahun lalu sebelum informasi mengenai pembentukan hujan disampaikan:
“Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat  hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum, (40):48)
Sekarang, mari kita lihat pada tiga tahapan yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
Tahap Pertama: “ Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”
Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini –yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan “JebakanAir”) di sekelilingnya.
Tahap  Kedua : “…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat  hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.

Sabtu, 11 Februari 2012

SADARLAH BAHWA ALLAH-LAH YANG MENGATUR SEGALA SESUATU DALAM SETIAP DETAIL NYA

%3Cdiv+dir%3D%22ltr%22+style%3D%22text-align%3A+left%3B%22+trbidi%3D%22on%22%3E%0D%0A%3Ch3%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fh3%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22addthis_toolbox+addthis_default_style+addthis_32x32_style%22%3E%0D%0A%3Ca+class%3D%22addthis_button_preferred_1+addthis_button_facebook+at300b%22+href%3D%22http%3A%2F%2Fid.harunyahya.com%2Fid%2Fworks%2F40201%2FSADARLAH_BAHWA_ALLAH-LAH_YANG_MENGATUR_SEGALA_SESUATU_DALAM_SETIAP_DETAIL_NYA%23%22+title%3D%22Send+to+Facebook%22%3E%3Cspan+class%3D%22at300bs+at15nc+at15t_facebook%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fa%3E+%09%09%09%09%3Ca+class%3D%22addthis_button_preferred_2+addthis_button_twitter+at300b%22+href%3D%22http%3A%2F%2Fid.harunyahya.com%2Fid%2Fworks%2F40201%2FSADARLAH_BAHWA_ALLAH-LAH_YANG_MENGATUR_SEGALA_SESUATU_DALAM_SETIAP_DETAIL_NYA%23%22+title%3D%22Tweet+This%22%3E%3Cspan+class%3D%22at300bs+at15nc+at15t_twitter%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fa%3E+%09%09%09%09%3Ca+class%3D%22addthis_button_preferred_3+addthis_button_email+at300b%22+href%3D%22http%3A%2F%2Fid.harunyahya.com%2Fid%2Fworks%2F40201%2FSADARLAH_BAHWA_ALLAH-LAH_YANG_MENGATUR_SEGALA_SESUATU_DALAM_SETIAP_DETAIL_NYA%23%22+title%3D%22Email%22%3E%3Cspan+class%3D%22at300bs+at15nc+at15t_email%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fa%3E+%09%09%09%09%3Ca+class%3D%22addthis_button_preferred_4+addthis_button_print+at300b%22+href%3D%22http%3A%2F%2Fid.harunyahya.com%2Fid%2Fworks%2F40201%2FSADARLAH_BAHWA_ALLAH-LAH_YANG_MENGATUR_SEGALA_SESUATU_DALAM_SETIAP_DETAIL_NYA%23%22+title%3D%22Print%22%3E%3Cspan+class%3D%22at300bs+at15nc+at15t_print%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fa%3E+%09%09%09%09%3Ca+class%3D%22addthis_button_compact+at300m%22+href%3D%22http%3A%2F%2Fid.harunyahya.com%2Fid%2Fworks%2F40201%2FSADARLAH_BAHWA_ALLAH-LAH_YANG_MENGATUR_SEGALA_SESUATU_DALAM_SETIAP_DETAIL_NYA%23%22%3E%3Cspan+class%3D%22at300bs+at15nc+at15t_compact%22%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fa%3E+%09%09%09%09%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3EKebanyakan++orangsenang+ketika+hal-hal+terjadi+sesuai+dengan+keinginan+mereka%2C++tetapi+mudah+kesal+ketika+hal-hal+kecil+tidak+sesuai+dengan+keinginan++mereka.Tetapi%2C+seseorang+memercayai+Allah+%28khususnya+muslim%29+tidak+boleh++memiliki+sifat+seperti+itu.+Dalam+Al-Qur%27an%2C+Allah+mengungkapkan+kabar++baik+bahwa+Ia+telah+menentukan+setiap+peristiwa+yang+terjadi+hanyalah++demi+kebaikan+hamba-Nya+yang+benar%2C+dan+tidak+ada+yang+harus+menjadi++kesedihan+atau+kesulitan+bagi+mereka.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3ESeseorang++yang+mengetahui+kebenaran+ini+didalam+hatinya%2C+dapat+menyenangi+hal++apapun+yang+ia+jalani+dan+berkah+yang+terdapat+di+balik+hal+itu.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3EBanyak++orang+tidak+memikirkan+bagaimana+mereka+tercipta+ataupun+mengapa+mereka++ada.+Meskipun+hati+nurani+mereka+membimbing+mereka+agar+sadar+tentang++keajaiban+dan+sempurnanya+dunia+yang+dimiliki+oleh+Sang+Pencipta%2C+banyak++sekali+cinta+yang+mereka+rasakan+untuk+kehidupan+dunia+ini%2C+atau++keengganan+mereka+untuk+menghadapi+kebenaran%2C+membawa+mereka+untuk++menyangkal+realitas+mengenai+keberadaan-Nya.+Mereka+menolak+bukti+bahwa++setiap+kejadian+dari+hidup+mereka+telah+ditentukan+sesuai+dengan+rencana++dan+tujuan%2C+tetapi+perilaku+mereka+menunjukkan+aksi+yang+salah%2C+yakni++menganggap+hal-hal+yang+terjadi+hanyalah+kebetulan+ataupun++keberuntungan.+Bagaimanapun%2C+itu+hanyalah+pandangan+sekilas+dari+manusia++yang+menghalangi+mereka+untuk+melihat+kebaikan%2Fsisi+positif+dari+suatu++kejadian+dan+mengambil+pelajaran+dari+kejadian+tersebut.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+center%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3E%3Cimg+alt%3D%22%22+src%3D%22http%3A%2F%2Fimg-harunyahya.mncdn.net%2FImage%2Fguncelyorumlar%2Fgokkusagi.jpg%22+style%3D%22height%3A+248px%3B+margin%3A+10px%3B+width%3A+450px%3B%22+%2F%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3EAdajuga++mereka%2C+yang+sadar+akan+keberadaan+Tuhan%2C+dan+memahami+bahwa+Dialah++yang+telah+menciptakan+seluruh+alam+semesta.+Mereka+mengakui+bukti+bahwa++Allah-lah+yang+menurunkan+hujan+atau+mengatur+terbit+dan+terbenamnya++matahari.+Mereka+mengakui+bahwa+selain+karena+kuasa+Allah%2C+tidak+ada++satupun+kejadian+yang+dapat+terjadi.+Namun%2C+ketika+terjadi+sedikit++insiden+kecil+dalam+hidup+mereka%2C+mereka+tidak+dapat+berpikir+mengenai++kekuasaan+Allah.+Namun+demikian%2C+Dialah+yang+mentakdirkan+seorang+maling++untuk+mencuri+ke+rumah+seseorang+saat+malam%2C+menjadikan+suatu+halangan++yang+membuat+seseorang+jatuh%2C+sebidang+tanah+yang+subur+untuk++menghasilkan+tanaman+menjadi+gersang%2C+perdagangan+agar+menguntungkan%2C++ataupun+panci+masakan+yang+terlupakan+di+kompor.+Setiap+kejadian++termasuk+dalam+hikmah+Allah+yang+tak+terbatas+dan+sesuai+dengan++rencana-Nya+yang+luhur.+Setetes+noda+lumpur+pada+celana+kita%2C+sebuah++tusukan+pada+ban%2C+jerawat+muncul+di+wajah+seseorang%2C+penyakit%2G+atau+hal++yang+tidak+diinginkan%2C+semuanya+dimasukkan+kedalam+kehidupan+seseorang++dengan+rencana+tertentu.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3ETidak++ada+seseorang+yang+mengalami%E2%80%94mulai+dari+ia+membuka+matanya%E2%80%94dapat++berdiri+sendiri+tanpa+bantuan+dan+terpisah+dari+Allah.+Semua+kehidupan%2C++secara+keseluruhan+diciptakan+oleh+Allah%2C+satu-satunya+yang+memegang++kendali+atas+alam+semesta.+Ciptaan+Allah+adalah+sempurna%2C+tanpa+cacat%2C++dan+penuh+dengan+tujuan.+Ini+adalah+bagian+dari+takdir+yang+diciptakan++oleh+Allah%2C+seseorang+tidak+boleh+mendiskriminasi+suatu+kejadian+dengan++menetapkan+suatu+kejadian+buruk+dan+jahat.+Apa+yang+menjadi+kewajiban++pada+seseorang+adalah+untuk+mengenali+dan+menghargai+kesempurnaan+dari++semua+kejadian%2C+dan+untuk+percaya+dengan+semua+kepastian+yang+terletak++didalamnya%2C+terlebih+dari+itu+kita+juga+harus+sadar+mengenai+kebijakan++Allah+yang+tak+terbatas%2C+semua+dirancang+untuk+mengarah+kepada+tujuan++yang+luar+biasa.+Memang%2C+bagi+mereka+yang+percaya+dan+mengenali+kebaikan++dalam+segala+hal+yang+menimpa+mereka%2C+baik+di+dunia+ini+dan+dunia+luar++merupakan+bagian+dari+suatu+kebaikan+yang+kekal.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3EDalam++Al-Qur%E2%80%99an%2C+Allah+menarik+perhatian+kita+kepada+fakta+tersebut%2C+hampir++di+setiap+halaman.+Inilah+sebabnya+mengapa+kegagalan+untuk+mengingat++bahwa+segala+sesuatu+menurut+takdir+tertentu+merupakan+kegagalan+bagi++seseorang+yanb+beriman.+Takdir+yang+sudah+ditentukan+oleh+Allah+itu++unik%2C+dan+dialami+oleh+seseorang+persis+seperti+yang+telah+Allah++tetapkan.+Orang+awam+bisa+merasakan+keyakinan+pada+takdir+hanya++sebagaicara+untuk+%E2%80%9Cmenghibur+saat+terjadi+bencana.%E2%80%9D%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+center%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3E%3Cimg+alt%3D%22%22+src%3D%22http%3A%2F%2Fimg-harunyahya.mncdn.net%2FImage%2Fguncelyorumlar%2Flilacicek%25281%2529.jpg%22+style%3D%22height%3A+300px%3B+margin%3A+10px%3B+width%3A+450px%3B%22+%2F%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3ETakdirditahbiskan++oleh+Allah+adalah+unik%2C+dan+dialami+oleh+seseorang+dalam+persis+cara++Allah+telah+ditakdirkan.+Orang+biasa+merasakan+keyakinan+pada+takdir++hanya+sebagai+cara+untuk+%22menghibur+saat+terjadi+bencana%22.+Seorang++mukmin%2C+di+sisi+lain%2C+mencapai+pemahaman+yang+benar+terhadap+takdirnya%2C++sepenuhnya+menangkap+bahwa+itu+adalah+program+yang+sempurna+satu-satunya++yang+dirancang+khusus+untuknya.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3ETakdir++adalah+agenda+sempurna+yang+seluruhnya+dikembangkan+untuk+seseorang++untuk+masuk+surga.+Hal+ini+penuh+dengan+berkat+dan+untuk+tujuan+ilahi.++Setiap+kesulitan+yang+ditemui+seseorang+di+dalam+dunia+ini+akan+menjadi++sumber+kebahagiaan+tak+terbatas%2C+suka+cita%2C+dan+damai+di+akhirat.+Ayat+%3Cb%3E%E2%80%9CKarena+seseungguhnya+sesudah+kesulitan+datang+kemudahan.%E2%80%9D+%3C%2Fb%3E%28Q.S.++Al-Insyirah+%3A+5%29+menarik+perhatian+kita+pada+fakta+ini%2C+dalam+takdir++seseorang%2C+kesabaran%2C+dan+keberanian+dari+seseorang+yang+beriman+adalah++ditakdirkan+bersama+dengan+imbalannya+masing-masing+di+akhirat.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3EIni++mungkin+terjadi+selama+hari+itu%2C+bahwa+orang+beriman+akan+menjadi++jengkel+atau+khawatir+tentang+hal-hal+tertentu+yang+telah+terjadi.++Alasan+utama+dari+rasa+jengkel+tersebut+adalah+kegagalannya+untuk++mengingat+bahwa+kegagalan+dalam+hidupnya+adalah+bagian+dari+takdir+yang++khusus+diciptakan+oleh+Allah.+Padahal%2C+ia+akan+dihibur+dan+tenang+ketika++ia+diingatkan+tentag+tujuan+penciptaan+Allah.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+verdana%2Cgeneva%2Csans-serif%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-size%3A+14px%3B%22%3EInilah++sebabnya+mengapaorang+beriman+harus+belajar+untuk+terus+diingat+bahwa++semuanya+sudah+ditakdirkan%2C+serta+mengingatkan+orang+lain+mengenai+fakta++ini.+Dia+harus+menunjukkan+kesabaran+dalam+menghadapi+kejadian+tersebut++bahwa+Allah+telah+ditakdirkan+untuknya%2C+di+relung+tanpa+batas+waktu%2C++menaruh+kepercayaan+kepada-Nya%2C+dan+berusaha+untuk+mengenali++alasan-alasan+di+balik+itu.+Mereka+yang+berusaha+memahami+alasan+ini++akan%E2%80%94dengan+izin+Allah%E2%80%94sukses.+Meskipun+mereka+mungkin+tidak+selalu+bisa++mendeteksi+tujuan+mereka+yang+sebenarnya%2C+mereka+harus+tetap+diyakinkan++bahwa%2C+ketika+sesuatu+terjadi%2C+tentu+saja+untuk+beberapa+yang+baik+dan++untuk+tujuan.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cb%3E2011-03-28+16%3A34%3A57%3C%2Fb%3E+++++++++++++++%3C%2Fdiv%3E%0D%0A

RAHASIA DI BALIK MATERI TIDAK SAMA DENGAN WAHDATUL WUJUD


Sebuah pokok bahasan yang dipaparkan dalam buku The Evolution Deceit (Keruntuhan Teori Evolusi), bab “The Real Essence of Matter” ("Hakikat Materi yang Sesungguhnya"), juga dalam buku Matter: The Other Name for Illusion (Materi: Nama Lain dari Ilusi); Idealism, The Philosophy of the Matrix and the True Nature of Matter (Idealisme, Filsafat Matriks, dan Sifat-Dasar Materi yang Sebenarnya), Eternity Has Already Begun (Keabadian Telah Dimulai); Timelessness and the Reality of Fate (Ketiadaan Waktu dan Hakikat Takdir) and Knowing the Truth (Memahami Kebenaran) telah dipermasalahkan oleh sejumlah orang. Disebabkan salah memahami inti pokok bahasan tersebut, orang-orang ini mengatakan bahwa apa yang diuraikan dalam rahasia di balik materi adalah sama dengan ajaran Wahdatul Wujud.
 
Izinkan kami menyatakan di awal bahwa penulis buku ini adalah seorang yang beriman dan memegang teguh ajaran Ahlus Sunnah dan tidak mendukung pandangan Wahdatul Wujud.
 
Akan tetapi, patut diingat bahwa Wahdatul Wujud pernah didukung oleh sejumlah ulama Islam terkemuka termasuk Muhyiddin Ibnu 'Arabi. Adalah benar bahwa banyak ulama Islam terkemuka yang menjelaskan gagasan tentang Wahdatul Wujud di masa lampau melakukannya dengan menggunakan sejumlah pokok bahasan yang terdapat dalam buku-buku penulis. Namun, apa yang diuraikan dalam buku-buku tersebut tidaklah sama dengan Wahdatul Wujud.
 
Sebagian dari mereka yang mendukung pandangan Wahdatul Wujud tenggelam dalam sejumlah pandangan keliru dan membuat sejumlah pernyataan yang bertentangan dengan Al Qur'an serta ajaran Ahlus Sunnah. Misalnya, mereka sama sekali menolak penciptaan oleh Allah.
Namun, ketika pokok bahasan rahasia di balik materi dikemukakan, tidak ada sama sekali pernyataan serupa. Bab ini menjelaskan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah, dan wujud asli segala sesuatu ini terlihat olehNya sedangkan manusia hanya melihat bayangan atau penampakan segala sesuatu ini yang terbentuk dalam otak mereka.
 
Gunung, dataran, bunga, manusia, lautan -- singkatnya segala sesuatu yang kita saksikan dan segala sesuatu yang Allah beritakan kepada kita dalam Al Qur'an sebagai wujud yang ada dan yang Dia ciptakan dari ketiadaan, adalah diciptakan dan benar-benar ada. Akan tetapi, manusia tidak dapat melihat, merasakan atau mendengarkan sifat-dasar hakiki dari segala ciptaan ini melalui indra mereka. Apa yang mereka lihat dan rasakan hanyalah salinan dari apa yang muncul dalam otak mereka. Ini adalah fakta ilmiah yang diajarkan di seluruh sekolah kedokteran. Hal yang sama berlaku pula dengan tulisan yang kini sedang Anda baca; Anda tidak dapat melihat atau menyentuh sifat-dasar atau wujud sesungguhnya dari tulisan ini. Cahaya yang datang dari tulisan asli diubah oleh sejumlah sel-sel pada mata Anda menjadi sinyal-sinyal listrik, yang kemudian dibawa dan diteruskan ke pusat penglihatan di bagian belakang otak Anda. Di sinilah penampakan tulisan ini terbentuk. Dengan kata lain, Anda tidak sedang membaca sebuah tulisan di depan mata Anda melalui mata Anda; kenyataan yang sesungguhnya adalah tulisan ini terbentuk di dalam pusat penglihatan di bagian belakang otak Anda. Tulisan yang sedang Anda baca sekarang adalah "salinan tulisan" di dalam otak Anda. Tulisan yang asli terlihat oleh Allah.
 
Kesimpulannya, fakta bahwa materi (benda) adalah sebuah ilusi (bayangan/penampakan) yang terbentuk di dalam otak kita bukan berarti "menolak" keberadaan materi, akan tetapi justru memberi kita pengetahuan tentang sifat-dasar sesungguhnya tentang materi: bahwa tak seorang pun mampu berhubungan langsung dengan wujud asli materi.
 
 
TERDAPAT MATERI (BENDA) DI LUAR KITA, TAPI KITA TIDAK DAPAT MENGGAPAINYA
 
… [M]engatakan bahwa materi adalah sebuah ilusi (bayangan) bukan berarti bahwa materi tidak ada. Justru sebaliknya: apakah kita merasakannya atau tidak, dunia fisik benar-benar ada. Akan tetapi kita menyaksikannya sebagai sebuah salinan di dalam otak kita, dengan kata lain, sebagai sebuah penafsiran dari indra kita. Karenanya, bagi kita, dunia fisik dari materi adalah sebuah ilusi (bayangan).
 
Materi di luar terlihat tak hanya oleh kita, tapi oleh makhluk lain pula. Para malaikat Allah yang ditugaskan sebagai pengawas menyaksikan dunia ini juga:
 
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaaf, 50: 17-18)
 
Yang terpenting, Allah menyaksikan segala sesuatu. Dia menciptakan dunia ini dengan seluruh rinciannya dan melihatnya dalam berbagai wujudnya. Sebagaimana Dia beritahukan kepada kita dalam Al Qur'an:
 
…Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Baqarah, 2: 233)
 
Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya". (QS Al Israa', 17: 96)
 
Tidak boleh dilupakan bahwa Allah menyimpan catatan segala sesuatu/dalam kitab yang disebut Lauh Mahfuzh (Kitab Yang Terpelihara).
Sekalipun jika kita tidak melihat segala sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuzh. Allah mewahyukan bahwa Dia menyimpan catatan segala sesuatu dalam "Induk Al Kitab" yang dinamakan Lauh Mahfuzh dalam ayat-ayat berikut:
 
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (QS. Az Zukhruf, 43: 4)
 
… dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat). (QS. Qaaf, 50: 4)
 
Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. An Naml, 27: 75)

PENELITIAN ILMIAH TERHADAP SIFAT MATERI YANG SESUNGGUHNYA


Seluruh informasi yang kita miliki tentang dunia di mana kita hidup disampaikan kepada kita melalui panca indra kita. Dunia yang kita ketahui, terdiri dari apa yang dilihat mata kita, yang disentuh tangan kita, yang dicium hidung kita, yang dirasakan lidah kita, dan yang didengar telinga kita. Tidak pernah terpikirkan oleh kita bahwa dunia "luar" tersebut bisa jadi berbeda dari apa yang ditampilkan oleh indra kita dikarenakan selama ini kita senantiasa bergantung hanya pada panca indra tersebut sejak saat kita dilahirkan.
 
Akan tetapi, penelitian ilmiah modern di berbagai bidang mengarahkan kita pada suatu pemahaman yang sama sekali berbeda, sehingga memunculkan keraguan besar terhadap panca indra kita dan dunia yang kita kenal melalui panca indra ini. Titik awal pemahaman ini adalah gagasan bahwa apa pun yang kita rasakan sebagai "dunia luar" hanyalah tanggapan yang dibentuk di dalam otak kita oleh sinyal-sinyal listrik. Warna merah apel, sifat keras kayu, ibu dan ayah Anda, keluarga Anda, dan segala sesuatu yang Anda miliki—rumah Anda, pekerjaan Anda,—dan bahkan baris-baris tulisan ini, hanya tersusun dari sinyal-sinyal listrik.

Dalam gambar ini, kita melihat seseorang yang merasakan dirinya sedang bermain ski di atas pegunungan, padahal sesungguhnya tidak terdapat ski ataupun salju. Perasaan yang dialaminya ini adalah tiruan yang sengaja dibuat.
 
Perkembangan teknologi masa kini telah memungkinkan manusia untuk merasakan suatu pengalaman yang nyata tanpa perlu adanya "dunia luar" atau "materi." Kemajuan sangat besar dalam teknologi virtual reality [kenyataan maya] telah menghasilkan sejumlah bukti-bukti yang secara khusus sangat meyakinkan.
 
Secara sederhana, virtual reality [kenyataan maya] adalah pemunculan gambar-gambar tiga dimensi yang dibangkitkan komputer, yang terlihat nyata dengan bantuan sejumlah peralatan tertentu. Teknologi ini, yang dapat diterapkan di berbagai bidang, dikenal sebagai"virtual reality" [kenyataan maya], "virtual world" [dunia maya], atau "virtual environment" [lingkungan maya]. Ciri terpentingnya adalah dengan menggunakan perangkat yang dirancang untuk tujuan tertentu, teknologi ini mampu menjadikan orang yang merasakan dunia maya tersebut terkecoh dan yakin bahwa yang dialaminya adalah nyata. Sejak beberapa tahun lalu, kata "immersive'' [tenggelam] telah mulai digunakan di depan istilah "virtual reality" [kenyataan maya], yang mencerminkan keadaan bahwa mereka yang menyaksikan kenyataan maya benar-benar tenggelam dalam apa yang sedang mereka alami.
 
Penjelasan dari sistem dunia maya ini didasarkan pada panca indra manusia. Misalnya, ketika pengguna sistem dunia maya memakai sarung tangan khusus, perangkat di dalam sarung tangan tersebut mengalirkan sinyal-sinyal ke ujung-ujung jari. Ketika sinyal-sinyal ini diteruskan ke dan ditafsirkan oleh otak, pengguna tersebut merasakan bahwa dirinya sedang menyentuh kain sutra atau vas bunga yang penuh hiasan, lengkap dengan seluruh pernak pernik pada permukaannya—meskipun benda semacam itu pada kenyataannya tidak ada di sekitarnya.
 
Salah satu penerapan terpenting dari dunia maya adalah di bidang kedokteran. Universitas Michigan telah mengembangkan suatu teknologi untuk melatih para pembantu dokter—khususnya para karyawan di ruang gawat darurat—untuk melatih ketrampilan mereka di sebuah laboratorium dunia maya. Di sini, gambaran lingkungan sekitar diciptakan dengan memunculkan rincian seluk beluk sebuah ruang operasi pada lantai, dinding, dan langit-langit dari sebuah ruangan. "Gambar" ini disempurnakan dengan memunculkan sebuah meja operasi, lengkap dengan pasien yang akan dioperasi di atasnya, di bagian tengah ruangan. Para calon ahli bedah memakai kacamata 3-Dimensi mereka dan mulai melakukan operasi "maya" mereka. Dan siapa pun yang melihat gambar-gambar yang dipantulkan pada kacamata 3-Dimensi tidak dapat membedakan antara ruangan operasi sungguhan dengan ruangan maya ini.
 
 
Apakah Kita Hidup di Dalam Dunia Holografis?
 
New Scientist adalah salah satu majalah paling terkenal. Bahasan utama edisi 27 Maret 2002 majalah tersebut ditulis oleh ilmuwan J.R. Minkel, dengan judul "Hollow Universe." [Alam Semesta Kosong] "Why we all live in a hologram" [Mengapa kita semua hidup di dalam sebuah hologram],kdemikian bunyi judul utama sampul depan majalah itu. Ringkasnya, artikel tersebut menyatakan bahwa kita merasakan dunia ini sebagai sebuah paket cahaya. Oleh karena itu, adalah keliru jika menganggap materi sebagai wujud sesungguhnya yang memiliki keberadaan mutlak berdasarkan pemahaman yang kita dapatkan melalui panca indra. Minkel membuat pengakuan:
Anda memegang sebuah majalah. [Majalah] itu terasa padat; memiliki semacam keberadaan mandiri dan terpisah di dalam ruang. Sama halnya dengan benda-benda di sekeliling Anda—misalnya secangkir kopi, sebuah komputer. Mereka semua tampak nyata dan cda di luar sana di suatu tempat. Tapi semua itu adalah penampakan maya.
Artikel Minkel menyatakan bahwa sejumlalh ilmuwan menamakan gagasan ini sebagai "teori segalanya," dan para ilmuwan itu menganggap teori ini sebagai tahap pertama dalam menjelaskan sifat sesungguhnya dari alam semesta. Artikel majalah ini menjelaskan secara ilmiah bahwa kita merasakan keberadaan alam semesta sebagai sebuah bayangan atau penampakan di dalam otak kita dan karenanya kita tidak berhubungan langsung dengan materi itu sendiri.
 
Gangguan Sistem Pengindraan Dipulihkan dengan Sinyal Tiruan
 
Dalam edisi 11 Maret 2002, majalah Time menerbitkan sebuah tulisan berjudul "The Body Electric" [Listrik Tubuh], yang menyingkap perkembangan ilmiah penting. Artikel itu melaporkan, sejumlah ilmuwan menyatukan chip komputer dengan sistem saraf sejumlah pasien untuk memperbaiki kerusakan tetap pada indra mereka.
 
Dengan sistem baru yang mereka kembangkan, para peneliti di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang bertujuan memberikan alat penglihatan pada penderita kebutaan dan membantu sang pasien pulih kembali. Mereka telah mencapai separuh keberhasilan dengan sistem baru ini dengan mencangkokkan elektroda-elektroda di daerah terkait pada tubuh pasien, dan chip silikon digunakan untuk menghubungkan tangan dan kaki tiruan dengan jaringan hidup.
 
Akibat kecelakaan, seorang pasien asal Denmark bernama Brian Holgersen mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah. Ia hanya dapat melakukan gerakan sangat terbatas pada kedua pundaknya, lengan kiri dan tangan kiri. Sebagaimana diketahui, kelumpuhan semacam ini disebabkan oleh kerusakan saraf tulang belakang pada leher dan punggung. Saraf-sarafnya mengalami kerusakan atau penyumbatan, sehingga menghentikan lalu lintas saraf antara otak dan otot, dan memutuskan komunikasi antara saraf-saraf yang meneruskan sinyal-sinyal yang mengalir bolak balik dari tubuh ke otak. Terhadap pasien ini, yang akan dilakukan adalah memulihkan bagian yang rusak pada saraf tulang belakang dengan pencangkokkan perangkat khusus, sehingga memungkinkan sinyal-sinyal dari otak mengembalikan sedikit kemampuan gerak pada lengan dan kaki.
 
Mereka menggunakan sebuah sistem yang dirancang untuk mengembalikan kemampuan gerak dasar tangan kiri, seperti menggenggam, memegang, dan melepaskan benda-benda. Dalam sebuah operasi, delapan elektroda lentur seukuran uang logam ditanam ke dalam otot-otot yang berperan dalam gerakan tersebut, yakni pada lengan kiri bagian atas, lengan bawah dan bahu pasien. Kemudian, kabel sangat halus menghubungkan elektroda-elektroda ini dengan sebuah stimulator [alat pembangkit rangsangan]—semacam pacemaker [alat pembangkit dan pengatur timbulnya rangsangan] untuk sistem saraf— yang ditanam pada dadanya. Alat pembangkit rangsangan ini kemudian dihubungkan dengan sebuah perangkat pengindra posisi yang direkatkan pada bahu kanan Holgersen—di mana ia masih dapat mengendalikan geraknya hingga batas tertentu.
 
Kini, ketika sang pasien ingin mengambil gelas, ia menggerakkan bahu kanannya ke atas. Gerakan ini mengirimkan sebuah sinyal listrik dari perangkat pengindra posisi, yang terpasang di bawah bajunya, ke alat pembangkit rangsangan di dalam dadanya, yang lallu memperkuat sinyal tersebut dan meneruskannya ke otot-otot terkait pada lengan dan tangannya. Sebagai tanggapan, otot-otot ini menegang, dan tangan kirinya pun menutup. Ketika ia hendak melepaskan gelas tersebut, ia menggerakkan bahu kanannya ke bawah, sehingga tangan kirinya membuka.
 
Universitas Louvain di Brussels menggunakan penerapan teknologi serupa terkait dengan penglihatan. Sel-sel batang dan kerucut seorang pasien mengalami kerusakan, sehingga menyebabkan retina menjadi tidak peka terhadap cahaya. Akibatnya, ia menjadi buta. Sebuah elektroda yang ditanam di sekeliling saraf matanya membantunya mendapatkan kembali sebagian kemampuan melihatnya.
 
Dalam kasus pasien ini, elektroda tersebut dihubungkan dengan alat pembangkit rangsangan yang ditempatkan di dalam sebuah rongga di dalam tempurung kepalanya. Sebuah kamera video, yang terpasang pada topi, meneruskan gambar yang diterimanya ke alat pembangkit rangsangan dalam bentuk sinyal-sinyal radio, tanpa melewati sel-sel batang dan kerucut yang rusak, dan mengirimkan sinyal-sinyal listrik langsung menuju ke saraf mata. Korteks visual pada otak menggabungkan kembali sinyal-sinyal ini untuk membentuk sebuah gambar. Apa yang dialami pasien dapat disamakan dengan melihat sebuah tiruan kecil papan iklan di gelanggang olah raga. Meskipun demikian mutu yang didapatkan sudah cukup untuk membuktikan bahwa sistem ini dapat diterapkan.
 
Sistem ini disebut "Microsystem-based Visual Prosthesis" [Organ Penglihatan Buatan Berdasarkan Sistem Mikro], sebuah perangkat yang ditanam untuk selamanya di dalam kepala pasien. Namun untuk menjadikan semuanya berfungsi, sang pasien harus pergi ke ruangan yang dirancang khusus di Universitas Louvain dan memakai sesuatu yang menyerupai topi renang yang rusak. Topi renang ini terbuat dari plastik dengan kamera video biasa yang dipasang di bagian depannya. Semakin besar ukuran pixel yang digunakan untuk membentuk sebuah gambar pada layar, maka semakin besar jumlah rangsangan listriknya; oleh karenanya, semakin baik pula mutu resolusi gambarnya.
 
Artikel yang sama merujuk pada sebuah pertunjukan menarik oleh seorang artis panggung yang memanfaatkan teknologi serupa:
Dalam sebuah pagelaran di tahun 1998, Stelarc menyambungkan tubuhnya sendiri dengan kabel secara langsung ke Internet. Tubuhnya dihubungkan dengan ujung-ujung elektroda—pada otot ujung bahu, otot bisep, otot penggerak sendi, tendon di belakang lutut dan otot betis—yang mengirimkan denyut listrik lemah, sekadar cukup untuk memicu otot-otot menegang dengan sendirinya. Elektroda-elektroda tersebut dihubungkan dengan sebuah komputer, yang kemudian dihubungkan melalui Internet dengan komputer-komputer di Paris, Helsinki dan Amsterdam. Dengan menekan berbagai bagian dari gambar tiruan tubuh manusia pada layar sentuh, para peserta di tiga tempat tersebut dapat membuat Stelarc melakukan apa saja yang mereka inginkan.
Teknologi ini, jika ukurannya dapat diperkecil sehingga dapat ditempatkan di dalam tubuh, akan membuka jalan bagi perkembangan menyeluruh di bidang kedokteran. Perkembangan ini memperlihatkan satu kenyataan penting lain: Dunia luar adalah gambar salinan yang kita saksikan di dalam otak kita…

Majalah New Scientist's edisi 27 April 2002 dengan berita utama, "Hollow Universe" dan judul utama, "Why we all live in a hologram."
 
Artikel terbitan Time tersebut memperlihatkan contoh-contoh nyata tentang bagaimana kita dapat menciptakan pengalaman melihat atau menyentuh sesuatu dengan rangsangan-rangsangan buatan.
Bukti paling nyata adalah orang buta yang mampu melihat. Meskipun mata sang pasien tidak berfungsi, ia dapat melihat melalui sinyal-sinyal tiruan yang dibangkitkan.

"The Body Electric," sebuah artikel di majalah Time edisi 11 Maret 2002, memuat bukti yang mengukuhkan bahwa dunia luar adalah gambar salinan di dalam otak kita.
 
Dapatkah Dunia Maya dari Sejumlah Film Disalin ke Dunia
Nyata?
 
Dalam sebuah artikel berjudul "Life is a sim and then you're deleted" [Hidup adalah sebuah salinan dan kemudian Anda dihapus] yang diterbitkan majalah New Scientist edisi 27 Juli 2002, Michael Brooks menyatakan bahwa kita mungkin saja hidup di dunia maya yang tidak berbeda dengan yang ada dalam film Matrix: "Tidak perlu menunggu kemunculan Matrix 2.
Anda bisa jadi sudah berada dalam simulasi komputer raksasa... Sudah pasti Anda berpendapat bahwa film The Matrix adalah khayalan. Tetapi itu hanya karena Anda dibuat untuk berpikiran seperti itu.."
 
Sang penulis, Brooks, mendukung pandangannya dengan menukil filsuf Nick Bostrom dari Universitas Yale, yang meyakini bahwa film-film Hollywood tersebut jauh lebih mendekati kenyataan daripada apa yang kita sadari. Ia pun melakukan perhitungan bahwa terdapat peluang kemungkinan bahwa kita sedang hidup dalam sebuah dunia tiruan atau maya sebagaimana yang ditayangkan oleh beberapa film.
 
Kenyataan ilmiah, yang dipahami jauh dengan baik dalam beberapa tahun belakangan, menunjukkan bahwa kita tidak berhubungan atau bersinggungan langsung dengan wujud materi itu sendiri. Hal ini telah menyebabkan manusia untuk merenung secara lebih mendalam. Perkembangan ini, yang seringkali menjadi ilham bagi sejumlah film, menunjukkan bahwa lingkungan maya menciptakan salinan kenyataan yang sedemikian nyata sehingga manusia mampu terkecoh dengan gambar atau bayangan yang tidak nyata ini.
 
Materialisme, Sebagaimana Filsafat Keliru Lainnya, Telah Runtuh
 
Filsafat materialisme telah ada sepanjang sejarah. Para penganutnya berpijak pada keberadaan materi yang dianggap mutlak sembari mengingkari keberadaan Tuhan, Yang menciptakan mereka dari ketiadaan dan juga menciptakan bagi mereka alam semesta yang mereka huni. Akan tetapi bukti yang jelas tersebut tidak lagi menyisakan ruang perdebatan. Dengan demikian, materi yang mereka jadikan landasan hidup, pemikiran, kebanggaan dan pengingkaran mereka, telah sirna.  Anehnya, melalui penelitian mereka sendiri, para ilmuwan materialis menemukan bahwa segala sesuatu yang mereka saksikan bukanlah materi itu sendiri, melainkan salinan atau gambar yang terbentuk di dalam otak. Dan dengan demikian, mereka sendiri telah meruntuhkan keyakinan materialis mereka.
 
Abad kedua puluh adalah titik balik dalam sejarah, di mana kebenaran nyata ini akan menyebar di seluruh kalangan manusia, dan materialisme akan terhapuskan dari muka bumi. Sebagian orang, yang berada dalam pengaruh filsafat materialisme, yang meyakini bahwa materi adalah mutlak, kini telah menyadari bahwa mereka sendiri adalah wujud maya, satu-satunya keberadaan mutlak hanyalah Allah, Yang Keberadaan-Nya meliputi segala yang ada. Kenyataan ini dinyatakan dalam salah satu ayat Al Qur'an:
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).  Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Aali 'Imraan, 3:18)

Minggu, 18 Desember 2011

Cara Sederhana Membuat Kompos

Cara Sederhana Membuat Kompos Skala Rumah Tangga

Cara sederhana membuat kompos skala rumah tangga ini merupakan artikel tentang cara praktis dan sederhana dalam membuat kompos dari sampah organik yang dihasilkan rumah tangga. Sampah-sampah organik seperti dedaunan, sisa sayuran, buah-buahan dapat dimanfaatkan menjadi kompos.
Membuat kompos merupakan bentuk dari recycle, salah satu unsur dari 3 R. Sehingga dengan mengolah sampah menjadi kompos berarti ikut membantu mengurangi permasalahn yang disebabkan sampah. Selain itu, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan langsung sebagai media tanam ataupun pupuk organik.
Pengolahan sampahrumah tangga menjadi kompos dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan dengan berbagai cara. Dalam artikel ini, Alamendah akan membagikan tips sederhana untuk membuat kompos yang bisa dilakukan oleh rumah tangga baik yang memiliki lahan kosong ataupun hanya memiliki sedikit lahan terbatas bahkan tidak memiliki lahan sama sekali.
Sampah organik
Sampah ini dapat dimanfaatkan menjadi kompos
Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga yang Memiliki Lahan. Ini merupakan cara paling sederhana dalam membuat kompos namun hanya bisa dilakukan jika memiliki lahan (tanah) kosong.
  • Gali tanah sedalam 50-100 cm. Lubang dibuat dengan jarak minimal 10 meter dari sumur untuk menghindari tercemarnya sumur.
  • Isi lubang dengan sampah organik yang telah ditiriskan.
  • Tutup atau taburi sampah dengan tanah secara berkala untuk mengurangi bau.
  • Jika telah penuh, tutup lubang dengan tanah.
  • Setelah tiga bulan, lubang dapat digali. Hasil galian dapat digunakan sebagai kompos sedangkan lubangnya dapat digunakan untuk membuat kompos kembali.
Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga Dengan Lahan Terbatas. Bagi yang rumahnya hanya memiliki sedikit lahan kosong, pembuatan kompos tetap dapat dilakukan.
  • Sediakan drum atau sejenisnya.
  • Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk rembesan air dari sampah.
  • Tanam drum dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.
  • Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari.
  • Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
  • Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kualitas kompos.
  • Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama tiga bulan.
  • Keluarkan isi drum dan angin-anginkan selama 2 minggu. Kompos sudah dapat digunakan.
Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga yang Tidak Mempunyai Lahan. Bagi rumah tangga yang tidak memiliki tanah atau lahan kosong, pengolahan sampah menjadi kompos dapat dilakukan dengan menggunakan ember, pot, kaleng bekas, atau sejenisnya. Benda-benda ini sekaligus nantinya dapat dijadikan pot.
  • Sediakan ember, pot, kaleng bekas, ataupun wadah lainnya.
  • Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air dari dalamnya.
  • Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari.
  • Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
  • Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kualitas kompos.
  • Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama dua bulan.
  • Wadah siap dijadikan pot dengan kompos di dalamnya sebagai media tanam.
Sobat Alamendah, demikian proses pembuatan kompos dari sampah organik bagi rumah tangga baik yang memiliki lahan kosong, lahan terbatas, maupun tidak memiliki lahan sekalipun.
Semoga mampu menginspirasi kita semua bahwa semua orang, di mana pun juga, dapat melakukan tindakan nyata dalam menangani permasalahan lingkungan utamanya sampah. Bahkan dengan cara-cara yang sederhana sekalipun.